Thursday, July 9, 2009

Iridodialisis

ManualSICS adalah salah satu tehnik operasi ektraksi katarak yang banyak diminati oleh spesialis mata karena masa pembelajarannya yang pendek tidak seperti pada bedah fako. Semakin sering kita melakukan manualSICS, semakin mudah dan cepat waktu operasi yang dilakukan, semakin baik visus pasca bedah, tetapi juga semakin sering mendapatkan kasus-kasus sulit.

Bagi operator yang berpengalaman, visus pasca bedah tidak berbeda dengan fako, bahkan pada kasus katarak mature apalagi pada brown cataract, bisa lebih baik dari fako pada hari pertama pasca bedah.Bagi pemula, masalah yang sering terjadi adalah pada saat :
1) membuat scleral tunnel
2) membuat kapsulotomi anterior (ccc)
3) menaikkan nukleus ke bilik mata depan
4) mengeluarkan nukleus.

Masalah-masalah tersebut berpotensi terjadi komplikasi dari yang ringan sampai berat. Komplikasi yang sering terjadi adalah: premature entry, kapsulotomi anterior yang tidak sempurna, iridodialisis, zonula dialisis, prolaps vitreus.

Komplikasi diatas, bisa terjadi pada siapapun, baik pemula maupun yang sudah mahir sekalipun.Tentu berbeda antara komplikasi yang dibuat oleh pemula dan komplikasi yang dibuat oleh operator yang sudah mahir. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hal tersebut, misalnya pemilihan pasien, kondisi psikologis pasien, posisi duduk operator yang tidak nyaman, pemilihan jenis anastesi, penggunaan tehnik khusus seperti phacosandwich, snare, capsular tension ring, fiksasi sklera, pemasangan anterior chamber iol.Iridodialisis dapat terjadi di superior (daerah jam 10-2) atau di daerah inferior (jam 4-6).

Untuk pemula, biasanya terjadi iridodialisis di daerah superior karena kekuranghati-hatian saat memasukkan irigating vectis ketika akan melakukan prosedur pengeluaran nukleus. Hal ini terjadi karena iris yg cenderung ingin keluar saja melalui lubang insisi sklera. Penyebabnya adalah tunnel yang terlalu pendek atau terjadi premature entry.

Bagi operator yang kurang sabar, biasanya terus mencoba memasukkan iris dng spatel iris, tetapi begitu irigating vektis akan masuk, iris keluar terus sehingga terjadi floppy iris.Solusinya sebetulnya mudah saja, dorong iris dengan masukkan viskoelastik dibibir insisi, sampai iris terlihat terdorong kebawah.

Posisi jarum viskoelastik tetap didaerah bibir insisi sklera. Setelah itu baru vektis bisa dimasukkan.Iridodialisis di inferior terjadi akibat iris tertarik oleh vectis dan sinsky hook pada saat kita menggunakan teknik phako-sandwich karena kekurang hati-hatian . Untuk pemula, tidak disarankan menggunakan tehnik phaco-sandwich lebih dulu, karena agak sulit dan dapat menyebabkan trauma terhadap endotel.

Prinsip tehnik ini adalah, kita tidak boleh meletakkan irigating vektis dibawah iris. Artinya, kita harus memperhatikan lebar pupilnya dulu saat akan menaikkan lensa ke bilik mata depan. Jadi, saat akan menggunakan teknik fako-sandwich, aturlah irigating vektis sedemikian rupa supaya tidak menjepit iris.

Masalah ini terjadi biasanya pada katarak yang sudah mature karena bayangan iris tidak terlihat sama sekali.Apakah dapat terjadi iridodialisis oleh operator yang sudah berpengalaman?Jawabannya masih mungkin terjadi. Hal ini dapat diperkecil, dengan prinsip :’ kita harus dapat melihat yang sedang dan akan kita kerjakan’. Artinya, kalau tidak terlihat, jangan melakukan sesuatu tindakan.

Mudah-mudahan tips diatas bermanfaat. ap

2 comments:

  1. Dear Pak Bagus, Sebelumnya terimakasih atas info2nya tentang msics, saya juga sampai saat ini tetap menggunakan teknik operasi tersebut.Saya ingin bertanya, apakah ada program fellowship di cicendo, subspesialis apa saja?Rencana kami beberapa spm dari medan berminat ikut fellowship tersebut. Kalau ada, apa saja persyaratan untuk mengikuti fellowship tersebut.Terima kasih atas bantuannya.
    Best Regards,
    Dr. Bobby Ramses, SpM
    Staf Dept I.K. Mata FK – USU

    Dear Dr. Bobby,
    Apakabar? Fellowship secara rinci akan dijawab oleh pak Bagus. Terima kasih
    Andika

    Comment by andika | September 29, 2008

    Dear Dr. Bobby,
    Informasi fellowship di cicendo sudah saya kirim via email. tks

    Comment by bagus ramdan | September 29, 2008

    dear dr AP

    iridodialisa memang sering terjadi akibat iris keluar melalui main corneo-scleraltunnel, saya mencoba dengan membuat inner clear corneal lip yang sedikit lebih panjang, klo biasanya sekitar 1-1,5 mm, saya coba dilebihkan sedikit, memang agak sedikit ketengah dan sedikit sulit bila melakukan reksis, tetapi dijamin iris tidak akan keluar dan setelah operasi selesai dijamin irisan akan lebih kedap, tahan bocor, ok siapa mau coba ?

    Comment by Dawny | October 18, 2008

    Dear Dr Dawny,
    Boleh juga untuk dicoba tunnel yang lebih panjang . Cuma mesti hati2 supaya jangan lebih dari 2 mm, karena bila lebih dari itu, akan timbul masalah ketika akan menembus COA dng keratome. Kalau tidak hati2, Seringnya akan membuat tunnel lebih panjang karena lupa menukikkan keratome ke bawah. Terima kasih atas komentarnya.

    andika

    Comment by andika | October 22, 2008

    dear dr AP,
    satu hal lagi pengalaman yang berkaitan dengan prolaps iris pada SICS, adalah irisan inner lip yang tidak horisontal tapi miring sehingga tidak kedap, cenderung bocor pada ujung irisan, permasalahnya terletak pada jenis keratome yang dipakai, bila memakai keratome yang bevel down, biasanya irisan cenderung lurus,tidak ada masalah, hanya di kita (Indonesia ?) yang tersedia keratome dengan bevel up, dengan bevel up ini apabila membuat irisan,gerakan tangan cenderung mengiris dengan menarik kearah luar, dapat dipastikan irisan jadi miring, jadi usahakan waktu mengiris,lakukan dg cara mendorong ke depan, dijamin irisan akan lurus, boleh coba !

    by Dawny November 23, 2008 at 10:35 am

    Dear Dr Dawny dan sejawat lain,
    Untuk membuat sayatan tunnel agar tetap baik, kedap dan iris tidak keluar memang bentuk tunnel yg terletak didaerah kornea (1,5mm-2mm dari limbus)harus mengikuti kelengkungan limbus. Begitu keratom masuk, menyayatnya harus satu arah saja yaitu kedalam, bukan kedalam dan keluar, agar tunnel yg dibentuk adalah satu bidang (tidak bergerigi). Tentang bentuk keratome, boleh saja bevel up atau dowmn tergantung kebiasaan. Yang penting adalah kalau bisa 3 bidang, supaya kedap.thanks

    andika

    by andika December 11, 2008 at 10:58 am

    Dear Dr Andika,

    Kalo bisa tiap bulan ada case yang baru untuk diskusi. Saya kira akan sangat bermanfaat untuk ophthalmologist dan residen mata se-Indonesia

    Cliff

    by Cliff January 30, 2009 at 7:06 am

    ReplyDelete
  2. Dear all,

    Membuat tunnel sklera : Di sklera Irisan frown (lengkung), dg jarak di puncak lengkungan 1,5-2mm dari limbus. Di kornea jarak dari limbus sama, dan irisannya melingkar sejajar dg limbus.

    1. buat groove sklera Frown dg posisi irisan pisau tegak lurus dinding bola mata (1/3 - 1/2 tebal sklera),lalu dibuat pre tunnel sklera 0,5 mm dg crescent knife sepanjang irisan sklera. lalu tunnel dibuat dimulai dari jam 12 sampai ke kornea, lalu bergeser kesamping kanan lalu kekiri (atau kebalikannya sama saja).

    Prinsip gerakan crescent knife, upayakan selalu pada posisi sebagai "bidang singgung" pada dinding bola mata shg ketebalan tunnel akan sama.
    penyulit yg sering terjadi yi
    a- flap sklera saat ke samping makin tipis - terjadi hole.
    b- gerakan dorong terlalu kuat, langsung tembus ke COA.
    cara mengatasi :
    a. buat lokasi flap baru (via pre tunnel diatas) sehingga bagian flap yg tipis / hole,ketebalan flapnya bisa terkoreksi dan nyambung dg flap/tunnel sebelumnya.
    b. Jika COA tetap kedap, lanjutkan buat tunnelnya. Jk COA jadi dangkal, COA diisi penuh viskoelastik dulu via lokasi yg tembus, lalu buat tunnel dilanjutkan.
    (setelah proses CCC / kapsulotomi selesai)
    2. Tusuk Kornea dg Slit knife dimulai dari jam 12, dg posisi sejajar iris shg terbentuk irisan yg beveled agar kedap. (Jika COA dangkal diisi penuh viskoelastik dulu) Lalu lanjutkan irisan kornea dilebarkan kekiri - kekanan dg gerakan irisan satu arah dari DALAM KE LUAR. jika gerakan irisan Slit knife dari LUAR KE DALAM, menurut saya rentan terjadi ablasio lapisan endotel.

    Selamat Mencoba dan semoga bermanfaat. Makasih

    Abdul Madjid - Blora

    ReplyDelete